Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Tony, jangan sedih

Tony, aku melihat air matamu petang tadi.  Aku baca disorot cahaya yang sudah hampir pecah itu ada tumpukan kenangan bernama kesepian. Memang, Tony, tidak ada sedih yang mampu dimaklumi atas kepergian cinta yang hadirnya memenuhi ruang dada.  Apalagi yang kau temui selain rongga yang semula terisi, kini hilang tanpa kembali? Kosong. Ia seperti tulang belulang yang perlahan dikikis kenestapaan. Lemah, bahkan lebih parah dari usiamu yang belum disebut renta tetapi jiwa sudah keriput tua.  Tony, bagian mana yang seperti tamat jalan ceritanya? tentu, saat pemeran utama menghabiskan napas tanpa sisa. Ia pergi setelah membawamu pada banyak perjumpaan, pada setiap bahagia yang tidak terhitung berapa harganya, pada beberapa duka yang mampu kau dan ia selesaikan berdua.  Walau pada akhir duka itu kau seperti ditikam rasa sakit yang tidak berkesudahan. Kau-tetap-rela merawat kenangan yang menghukummu tanpa ampun. Ia tetap cantik didalam ingatanmu, disetiap seluk beluk kepalamu, dan nama itu, nam