Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Mungkin Bukan Kita

Mungkin bukan kita, dua manusia yang isi kepalanya tidak pernah menjadi makna. Kepada semesta yang agung, cintaku begitu luas, sayangku apalagi, sampai lupa satu hal; tidak ada kekal jika hidup dalam perdebatan-perdebatan yang bebal.  Mungkin bukan kita, dua manusia yang rela tumbuh dari janji-janji, dari banyaknya rencana yang dirancang hampir sempurna. Kita terlelap dalam balutan mimpi, kemudian terbangun dan tahu diri, bahwa kenyataan menyuruh kita saling pergi. Mungkin bukan kita, dua manusia yang doanya setia menyebut satu nama, hingga lupa bahwa cinta tak pernah benar-benar ada. Mungkin bukan kita, dua manusia yang berharap sembuh dari luka, membawa harapan siapa tahu pulih sekarang. Namun, salah perkiraan, berakhir dengan saling menyakitkan. Kau membunuh khayalanku, aku membunuh keras kepalamu. Kita, mati kedinginan ditelan kekalahan. Mungkin bukan kita, dua manusia yang sempat percaya dunia, kemudian salah paham kepada semesta. Jatuh bangun merakit asa, lalu menyerah sambil ber

Hallo, Jihan 22 tahun

Hay, aku. Selamat ulang tahun. Semoga usia kepala dua mampu membawamu pada pemikiran yang lebih luas lagi dari sekadar memikirkan hal-hal yang berkutik diitu-itu saja. Satu langkah berkurang di dunia, aku selalu berdoa agar kakiku dikuatkan. Sebab, perjalanan, ku yakin semakin menyulitkan, tetapi tidak ada jalan buntu untuk setiap manusia yang berusaha dan percaya.  Nanti, saat kau membaca kembali tulisan ini, aku hanya ingin memberi tahu satu hal "kau bisa bertahan sampai sekarang."  Banyak yang ingin ku sampaikan pada setiap pencapaian yang ku hadiahi tepuk tangan paling meriah untuk diriku sendiri, kadang aku memberikan sedikit perayaan sederhana dengan bersyukur paling lama dan membeli beberapa barang yang sudah ku bidik diam-diam, atau jajanan pinggir jalan yang turut andil dalam membahagiakan isi perutku. Menghargai jerih payah usahaku menggapai cita, rasanya menyenangkan.  Jihan, namamu itu surgawi. Semoga ketenangan hadir dikedua matamu yang sayu itu.  Semoga lembut t

Menjadi Bagian Yang Bukan Aku

Sunyi sekali, meratapi kesedihan yang entah mulai tercipta dari apa. Setiap malam bantalku basah, ia harus menelan pahitnya air mata, setiap malam kamarku suntuk, ia harus menjelma dinding menjadi saksi bisuku yang terkutuk.  Mereka diam, lebih tepatnya rela menerima kekalahanku menghadapi cinta yang katanya serupa permen gula-gula. Tidak ada bagian manis saat ini, aku hanya menemui keputusasaan diriku yang pelan-pelan habis dilahap egomu.  Tidak pernah benar-benar aku menikmatinya. Menjadi bagian kekejaman yang ku hadiahi kau sumpah serapah dari ucapku yang fana. Menjadi bagian paling tidak peduli pada keluhan-keluhan yang kau rasakan penderitaannya. Menjadi bagian manusia asing menghadapi dekat lelakiku sendiri. Tidak pernah benar-benar aku menikmatinya. Menjadi bagian yang bukan aku. Menjadi bagian yang biasa diperani kamu. Menjadi bagian yang bukan kemauanku. Tidak pernah benar-benar aku menikmatinya. Anggap aku hanya angin yang berharap kau ingin. Masa bodo itu tak apa untukku, as