Waktu Menunggu Pulangmu

Sepertinya aku sudah rela menghabiskan waktu menunggu pulangmu. 

Tenang saja, akan ku sambut dengan teh hangat serta pertanyaan "mau makan apa malam ini?" 

Disana, aku mohon dengan sangat, berkeluh kesahlah; untuk apa saja lelahmu berlalu? barangkali untuk caci maki pekerjaan yang berupa tuntutan, atau untuk beberapa anak kecil di lampu merah yang senyumnya mampir pada penglihatanmu ketika kau beli tissue jualannya. Aku tahu, kau senang bagian membantu dan menerima raut wajah penuh tulus itu. 

Lagi, dan lagi, aku katakan; aku sudah rela menghabiskan waktu menunggu pulangmu.

Sudah ku siapkan telinga untuk harimu yang penuh cerita, dengan sayur sop bakso dan telur puyuh kegemaranmu. Aku sudah hafal runtutannya, dua kali menyuap, satu kali cerita. Tentang vinyl incaranmu, tentang kecewamu dengan pertandingan bola malam kemarin, tentang harga tiket konser band favoritemu, dan tentang apapun itu, akan ku hadiahi kecupan disetiapnya.

Nanti, dimalam yang sekiranya kau kehujanan, akan ku sediakan air hangat siap pakai serta handuk yang menjadi alasanku marah setiap melihatnya diatas ranjang kita. Lalu dengan pasrah, kau merebahkan kepalamu diatas lenganku, meringkukan tubuhmu seperti dingin sudah menusuk habis. Tidak ada obrolan saat itu, hanya kalimat rutin aku sayang kamu setiap lima detik sekali. Jariku mulai membelai rambut basahmu, mengusapnya perlahan, sampai pada titik mimpimu menyenangkan. Kemudian kita, tertidur pulas diantara pelukan.

Kemudian aku akan terbangun lebih awal, memulai pagi dengan menatapmu tanpa henti. Wajahmu ketika tertidur itu, dilihat lebih lama lebih menenangkan. Aku suka alis tebalmu, bagian yang selalu membuatku iri dan memintanya untuk menukarnya denganku. Brewokmu yang kau tipiskan setiap dua minggu sekali, hidungmu yang sekiranya bisa memperbaiki keturunan kita, juga satu lagi; bibirmu yang membuatku jatuh cinta didalamnya.

Berkali-kali akan ku katakan; aku sudah rela menghabiskan waktu menunggu pulangmu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mei di Cikini

Mungkin, Selesai.