Bagaimana jika?

Hay, Al.
Selalu ada sapaan demikian ketika aku ingin menceritakan kita, tentu saja.
Al, akhir-akhir ini tubuhku lemah sekali. Sudah lama tidak menyentuh air kolam renang, seluruh badanku terasa tegang. Sakit dari ujung kepala sampai ujung kaki, semalamam tidak bisa tidur. Aku kabur ke kamar orangtuaku, menangis menahan sakit dihadapan ibu.Tadinya aku ingin meneleponmu, mengeluh kesakitan, tapi ku tahu pasti jam dua pagi adalah waktumu menelusuri banyak mimpi-mimpi.

Al, kalau kau, sehat kan?
Maksudku sehat-sehat saja dalam menghadapi aku dan kesepian yang sedang kau rasakan.
Aneh, Al. Mengapa masih merasa sepi, padahal hadirku disini selalu kau idam-idamkan dalam setiap waktumu. Kau bilang bahagia sejak adanya cinta yang ku bawa untuk memperjuangkan kita. Kau bilang berbeda sejak datangnya aku untuk  merubah yang buruk di hidupmu. Kau bilang berwarna sejak banyak tawa yang kita ciptakan berdua. Lalu, mengapa kosong masih menghinggapimu? Apakah semua sudah hilang dalam dirimu? Sudah tidak ada lagi kita, atau sudah tidak ada lagi aku? Atau barangkali kau kehilangan dirimu sendiri.

Al, akupun pernah merasa demikian. Seperti semua manusia disekitarku pergi bersama-sama lalu lupa pulang. Bahkan ketika kau hadir dalam hidupku. Tetapi, ku urungkan niatku untuk menceritakannya kepadamu. Bagiku, untuk apa menceritakan sesuatu yang membuat kau merasa tidak dihargai keberadaannya? Kita boleh saja menceritakan apapun, tapi sekiranya cerita itu menyakiti orang lain, sebaiknya jangan kau ceritakan. Maksudku, kosong artinya tidak ada apapun dihidupmu selain dirimu sendiri, padahal cinta selalu ada, padahal keluarga selalu utama, padahal sahabat selalu meluangkan waktunya, padahal ada aku, Al.

Al, aku bingung menyikapi ceritamu. Aku merasa hadirku belum cukup untuk membuat hidupmu terasa lebih ada. Bagaimana jika ternyata aku hanya bayangan untuk patah hatimu yang kelam? Atau bagaimana jika aku hanya seseorang yang kau janjikan bahagia, tapi nyatanya tidak pernah terlaksana? Atau, Al, bagaimana jika sepimu butuh perempuan yang ternyata bukan aku?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Menunggu Pulangmu

Selamat datang, mahasiswa baru.

Mei di Cikini