Syukurlah, aku sembuh sendiri

Hari ini, maksudku sudah penuh segala waktu, aku-telah-mampu-melupakan-bajingan itu. Lenyap seluruh getar ketika kenangan satu-persatu memudar. 

Dengan ini, aku menyatakan sudah sepenuhnya pergi dari ruang yang tidak menginginkanku lagi. 

Syukurlah aku sembuh sendiri. 
Dengan bantuan tangan-tangan barista kesayangan coffeeshopnya yang meracik es kopi apik untuk ku nikmati bersama brownies atau croissant ditambah lagu-lagu kesukaan.
Dengan bantuan drama korea yang membawaku hanyut bersama jalan ceritanya.
Dengan bantuan buku-buku lama yang maaf aku menghampirimu lagi ketika patah hati.
Oh, tentu.
Dengan bantuan banyak teman lelaki yang turut mengambil alih untuk membantu menyembuhkan luka lalu. 
Obrolan tidak masuk akal yang tetap didengarkan. Kadang berupa rayuan, tetapi mati sudah rasanya mendapati kata-kata gombalan. Barangkali dari situ tumbuh lagi kenangan-kenangan baru. Senyum tipis yang tidak ku sadari melengkung dipinggir bibir yang dulu cemberut melulu. 

Menyenangkan. Tidak ada lagi detik untuk bersedih. Semua, sudah terisi penuh dengan bahagia yang ternyata datang dari mana saja. 

Kepada manusia-manusia baik hati, terima kasih setiap datang yang memberi arti. Maaf tidak dapat membalasnya. Namun, ku tahu pasti, doaku sampai pada saksi kesembuhan ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Menunggu Pulangmu

Selamat datang, mahasiswa baru.

Mei di Cikini