Hanya Aku

sore itu milikku sendiri, biar cibubur menjadi saksi
aku berbicara lantang disepanjang jalan
latihan kalau-kalau kehabisan bahasan, lancar bibirku mengucap disana
kalimat-kalimat yang tidak tertata, tidak terlalu memalukan juga, paling tidak kamu ikut buka suara
sudah siap-siap banyak cerita
tentang sotomie barangkali dagingnya babi
tentang cipendawa dengan debu menyebalkan
tentang perjalanan pergi dan pulang 
tentang lelahku yang ingin mencuri perhatian acuh itu
bisa-bisanya aku mengatur dengan rapi, padahal rencana berkali-kali dipatahkan seorang diri
masa mimpiku semalam ada kamu?
dikecup keningku, lalu pisah juga kemudian
paginya aku bangun tidur dengan senang
tas kantor tidak seperti biasanya
alat make up ku kemas, tidak lupa gincu merah yang sepertinya mempan menggoda 
laptop juga ku bawa
jika menunggumu membosankan, biarkan aku bersenang-senang dengan internet gratisan
malah malamnya lemari kosong, sebelas dua belas dengan pikiranku
ku coba satu-persatu baju-baju
warna hitam tidak pantas, terlalu tua, kan aku masih dua puluh tiga
merah terlalu menyala, nanti dikira mawar berjalan
NAH!!! ini boleh juga, coklat kegemaranku sejak lima detik lalu
loh, mengapa aku seantusias itu? 
belum tentu kamu setuju
namanya juga usaha
siapa tahu detik itu matamu jatuh ke pelukku
satu kedipan, cukup kan?
atau satu senyuman saja, bisa?
tenang, setiapnya, milikmu
jangan ditolak!
nanti sembabku datang lagi
pura-pura terima saja, terima kasih sudah bersedia
kata temanku, panahnya sudah kena sasaran
apa ini efek samping racunnya?
kok malah berbunga-bunga? 
oh ternyata hanya aku saja yang jatuh cinta
kamu sudah?
aku hitung
1, 2, 3...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Menunggu Pulangmu

Selamat datang, mahasiswa baru.

Mei di Cikini