Tuhan, Katanya Bidadara itu Fana?

matanya teduh
berkali-kali aku dibuatnya jatuh
pernah sesekali mengalihkan pandangan
tetapi, seperti menyia-nyiakan nikmat Tuhan
pernah sesekali tidak peduli
tetapi, pada senyuman itu, bunga di pekarangan hatiku seakan tumbuh
kepalaku seperti memutar yang itu-itu saja
yang indah-indah saja
yang anehnya aku merasa senang terjebak pada penglihatan aduhai tampan
tidak rela berkedip barang satu detik
lengkung bibirnya, alis tebalnya, kumis tipisnya, lesung dipipinya

merah, hitam dan rapi, manis sekali

tolong berhenti memainkan senyummu
ini aku perempuan yang bola matanya berbentuk cinta
memandangmu itu ada zat adiktifnya
bolehkah ku bawa pulang wajah itu? 
mari buat perjanjian
jika dibolehkan, ku jaga ia tanpa disentuh siapa-siapa
jika tidak, masa tega? 
aku ini butuh pesonamu

baru kali ini berapapun mahalnya, rela ku bayar

lunas - tuntas, asal seutuhnya milikku

Tuhan, katanya bidadara itu fana?
oh ternyata mimpiku sedang di surga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Menunggu Pulangmu

Selamat datang, mahasiswa baru.

Mei di Cikini