Bukan Rindu Kamu

kemarin aku protes ke Tuhan, ku bilang kenapa banyak manusia yang tidak menetap seutuhnya.

tidak langsung dijawab Tuhan, mungkin kataNya apa-apa perilaku manusia untuk menguji senyumku akan bertahan lama atau tidak. sebab, disana, jiwaku seperti dikoyak-koyak semesta. 

dalam hitungan bulan saja, silih berganti laki-laki mendekati. aku tidak secantik itu, jauh bahkan. tak tahu pesona dari mana hingga berkeinginan memberi senang dan sedih sekalian. katanya ada sihir tersendiri, tapi kenapa masih pergi? kadaluawarsa jampi-jampiku barangkali.

beberapa masih ku bawa kenangannya. 

lampu pijar walau cahayanya kecil itu, mampu membuat mataku berbinar. ia tahu, tidur dengan gelap gulita bukan kegemaranku. berkat terang yang terlalu redup itu, tidurku dihadiahi mimpi kamu. 

mie ayam dua mangkuk lengkap dengan bakso dan kecap yang keterlaluan ia mencintai manisnya. gang kecil cimanggis dengan dua motor bentrok. macet depok yang diakali lewat perbincangan sore hari. uang parkir lima ribu sisa satu-satunya. sudah ku bilang cashless bukan budaya kita, kelimpungan mencari rupiah diselipan, ah akhirnya nemu juga.

hampir setiap malam keluhku rewel minta didengar, ia bersedia. diberinya aku saran-saran sisa pengalaman. kali ini, dewasanya aku suka. 

"pekerjaanku hari ini hectic sekali" 

teriakku disebrang telepon. kemudian aku diistirahatkan dengan kalimat-kalimat penenang. hilang sudah lelah didetik itu juga. 

tetapi gembiraku dibakar habis. ia mengundurkan diri. sebab katanya, hubungan jarak jauh tidak ada penawarnya. aku setuju. biar kepalaku bebas memikirkan apapun tanpa sebab dan akibat. biar pikiranku berlarian ditengah malam, asal alasannya bukan rindu kamu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu Menunggu Pulangmu

Selamat datang, mahasiswa baru.

Mei di Cikini